Apakah OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah
Apakah OEE itu?
OEE atau Overall equipment effectiveness atau efektivitas adalah merupakan istilah yang diciptakan oleh Seiichi Nakajima pada tahun 1960 untuk mengevaluasi seberapa efektif operasi manufaktur digunakan. Seiichi Nakajima melihat bahwa perlu ada fokus mengenai efisiensi tenaga kerja.
OEE adalah metode pengukuran yang berfungsi untuk mengetahui efektifitas penggunaan dan pemanfaatan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi di lantai produksi
OEE merupakan salah satu metode yang ada dalam Total Produktive Mentenance (TPM). Umumnya, OEE digunakan sebagai indikator performasi suatu mesin atau peralatan.
OEE terdiri atas tiga hal pertama adalah availability, performance, quality rate. Ketiga komponen ini sebagai variabel yang mempengaruhi naik turunnya nilai OEE scoring.
OEE scoring akan mengualifikasi tingkat kualitas dari performa unit manufaktur, berhubungan dengan kapasitas mesin selama periode produksi yang telah dijadwalkan.
Memahami dengan praktis Apa itu OEE?
OEE adalah raport seorang anak sekolah dasar. Dalam raport tersebut , jelas akan berisi beberapa parameter dan indikator keberhasilan proses belajar si Anak. Ada yang bernilai 8, ada yang 9, dan ada juga yang bernilai 5.
OEE adalah raport dari mesin dan peralatan produksi. Seorang owner perusahaan, atau top management menginvestasikan Man, material, method machine, dan money dengan harapan Untuk mendapatkan output yang optimal setiap shift dan setiap harinya.
Namun tidak seperti itu kenyataannya. Semakin besar perusahaan semakin rumit masalah yang terjadi. Kita perlu raport, dashboard, indikator yang robust design, seamless conectivity, sehingga datanya dapat dipercaya dan mempunyai kredibilitas dimata semua orang.
Pengukuran dan Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Seperti yang diketahui, pengertian OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah perhitungan yang digunakan untuk menentukan tingkat produktivitas dan efektivitas peralatan. Rumus OEE (Overall Equipment Effectiveness):
OEE (%) = Availability (%) x Performance efficiecy (%) x Rate of Quality Product (%)
Berdasarkan Japan Institute of Plant Maintenance, ideal OEE mencakup 3 hal :
- Availability > 90%
- Performance Efficiency > 95%
- Quality Product > 99%
Sehingga OEE yang ideal yaitu world class company sebesar 85%
Availability
Availability adalah rasio dari lama waktu suatu mesin pada suatu pabrik digunakan terhadap waktu yang ingin digunakan (waktu tersedia). Availability merupakan ukuran sejauh mana mesin tersebut bisa berfungsi.
Availability ratio adalah tingkat efektivitas beroperasinya suatu mesin/peralatan. Availability ratio merupakan perbandingan antara waktu operasi dan waktu persiapan. Parameter ini menentukan tingkat kesiapan alat yang ada dan bisa digunakan. Ketersediaan yang rendah mencerminkan pemeliharaan yang buruk, sehingga untuk melakukan perhitungan nilai Availability diperlukan operation time, loading time dan downtime. Rumus Availability yaitu:
Keterangan:
Operation time, yaitu hasil yang didapatkan dari pengurangan loading time dengan waktu downtime mesin.
Downtime mesin, yaitu waktu proses yang seharusnya digunakan mesin tapi karena adanya gangguan pada mesin/peralatan mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan. Downtime meliputi mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan mesin/peralatan, penggantian cetakan, pelaksanaan prosedur setup dan adjustment dan lain sebagainya.
Loading time, yaitu waktu yang tersedia per hari atau perbulan dikurang dengan waktu downtime mesin direncanakan.
Operation time, yaitu hasil yang didapatkan dari pengurangan loading time dengan waktu downtime mesin.
Downtime mesin, yaitu waktu proses yang seharusnya digunakan mesin tapi karena adanya gangguan pada mesin/peralatan mengakibatkan tidak ada output yang dihasilkan. Downtime meliputi mesin berhenti beroperasi akibat kerusakan mesin/peralatan, penggantian cetakan, pelaksanaan prosedur setup dan adjustment dan lain sebagainya.
Loading time, yaitu waktu yang tersedia per hari atau perbulan dikurang dengan waktu downtime mesin direncanakan.
Performance Efficiency
Performance efficiency adalah rasio dari apa yang sebenarnya dengan yang seharusnya pada periode tertentu atau bisa dikatakan perbandingan tingkat produksi aktual dengan yang diharapkan.
Menurut Nakajima (1988), performance efficiency adalah hasil perkalian dari operation speed rate dan net operation rate, atau rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi. Rumus Performance Efficiency yaitu:
Operating speed rate adalah perbandingan antara kecepatan ideal mesinberdasarkan kapasitas mesin sebenarnya dengan kecepatan aktual mesin.
Net operation time berfungsi menghitung rugi yang diakibatkan oleh minor stoppage dan menurunnya kecepatan produksi. Tiga faktor penting yang diperlukan dalam menghitung performance efficiency, yaitu:
- Ideal cycle (waktu siklus ideal).
- Processed amount (Jumlah produk yang diproses).
- Operation time (waktu operasi mesin).
Rate of Quality Product
Menurut Nakajima (1988), rate of quality product adalah rasio jumlah produk yang baik terhadap total produk yang diproses. Rate of Quality Product menunjukkan produk yang bisa diterima per total produk yang dihasilkan. Rate of quality product ini memperhatikan dua faktor, diantaranya yaitu:
- Processed amount (jumlah yang diproduksi).
- Defect amount (jumlah produk yang cacat).
Rumus Rate of quality product yaitu:
Cara Menghitung OEE
Jika nilai Availability 100%, artinya proses selalu berjalan dalam waktu yang sesuai dengan waktu produksi yang telah direncanakan (tidak pernah ada down time).
Performance: artinya performa proses, apakah mampu memaksimalkan percepatan produksi. Jika nilai Performance 100%, maka proses telah berjalan dengan kecepatan maksimal (secara teoretis, berdasarkan Ideal Cycle Time dan Total Pieces).
Quality: berkaitan dengan defect dan scrap. Nilai 100% untuk Quality artinya produksi tidak menghasilkan produk cacat sama sekali.
Setiap faktor tersebut menjelaskan dengan dekat dan seberapa efisien proses manufaktur yang sedang berlangsung.
Contoh:
Waktu operasional = 8 jam (480 menit)
Waktu setup = 10 menit
Breakdown = 0 menit
Availability = (480 – 10 – 0) / 480 = 98%
Waktu running = 470 menit
Cycle time = 17 detik per unit
Jumlah produk diproses = 1400 unit
Performance rate = (17 detik x 1400 unit) / 470 menit = (23800 detik) / (28200 detik) = 84%
Jumlah Reject = 168 unit
Quality rate = (1400 – 168) / 1400 = 1232 / 1400 = 88%
Waktu setup = 10 menit
Breakdown = 0 menit
Availability = (480 – 10 – 0) / 480 = 98%
Waktu running = 470 menit
Cycle time = 17 detik per unit
Jumlah produk diproses = 1400 unit
Performance rate = (17 detik x 1400 unit) / 470 menit = (23800 detik) / (28200 detik) = 84%
Jumlah Reject = 168 unit
Quality rate = (1400 – 168) / 1400 = 1232 / 1400 = 88%
OEE (Overall Equipment Effectiveness) scoring = 98% x 84% x 88% = 72% >> Masih Belum World Class Company.
Standar benchmark Internasional Untuk OEE
Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) telah menetapkan standar benchmark yang telah dipraktekan secara luas di seluruh dunia. Berikut OEE Benchmark tersebut yang saya kutip dari situs http://www.leanproduction.com:
- Jika OEE = 100%, produksi dianggap sempurna: hanya memproduksi produk tanpa cacat, bekerja dalam performance yang cepat, dan tidak ada downtime.
- Jika OEE = 85%, produksi dianggap kelas dunia. Bagi banyak perusahaan, skor ini merupakan skor yang cocok untuk dijadikan goal jangka panjang.
- Jika OEE = 60%, produksi dianggap wajar, tapi menunjukkan ada ruang yang besar untuk improvement.
- Jika OEE = 40%, produksi dianggap memiliki skor yang rendah, tapi dalam kebanyakan kasus dapat dengan mudah di-improve melalui pengukuran langsung (misalnya dengan menelusuri alasan-alasan downtime dan menangani sumber-sumber penyebab downtime secara satu per satu).
Hari ini, anda dan pabrik anda punya OEE scoring berapa?
OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah
Comments
Post a Comment